Ramadhan Usai Jangan Lalai!
Khutbah Pertama:
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
وَ إِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
أَمَّا بَعْدُ
Ma’asyiral Mukminin, rahimani wa rahimakumullah! Taqabbalallahu minna wa minkum shalihal a’mal!
Memang benar di bulan Ramadhan kita memiliki semangat yang berlebih untuk melakukan ketaatan dan ibadah. Karena di bulan Ramadhan, pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup, serta setan-setan dibelenggu. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة ، وغلقت أبواب النار ، وصفدت الشياطين
“Jika datang bulan Ramadhan, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no.3277, Muslim no. 1079). Maknanya dijelaskan oleh Ibnu Bathal, “Bahwasanya jalan menuju surga di bulan Ramadhan lebih dipermudah dan amalan-amalan kebaikan di dalamnya lebih besar kemungkinan diterimanya” (Syarah Shahih Bukhari libni Bathal, 4/20).
Ibadah di bulan Ramadhan memang lebih dimudahkan, namun bukan berarti kita berhenti beribadah setelah Ramadhan berlalu. Dan jangan sampai kita kembali bermaksiat setelah ditinggal oleh bulan Ramadhan.
Orang-orang shalih terdahulu ketika bulan Ramadhan selesai mereka khawatir amalan mereka tidak diterima oleh Allah. Dari Jubair bin Nufair rahimahullah ia mengatakan: “Dahulu para sahabat Nabi shallallahu’alaihi wa sallam ketika saling bertemu di hari ied, mereka mengucapkan: taqabbalallahu minna wa minkum [semoga Allah menerima amalan kami dan amalan kalian]” (Fathul Baari, 2/446).
Maka sudah semestinya kita khawatir amalan ibadah kita di bulan Ramadhan tidak diterima oleh Allah. Dan salah satu pertanda bahwa amalan ibadah kita diterima oleh Allah adalah kita bersemangat untuk mengerjakan amalan ibadah selanjutnya. Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Sebagian ulama terdahulu menyebutkan:
مِنْ ثَوَابِ الحَسَنَةِ الحَسَنَةُ بَعْدَهَا، وَمِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةُ بَعْدَهَا
Di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan di antara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya” (Tafsir Ibnu Katsir, 8/417).
Maka orang yang setelah Ramadhan ia kembali bermaksiat atau berhenti melakukan ketaatan dan amal ibadah, ini pertanda bahwa amalannya di bulan Ramadhan tidak diterima oleh Allah. Iyyadzan billah.
Ibadah adalah tugas kita sebagai manusia setiap saat dan dalam keadaan apapun. Ibadah tidak hanya di bulan Ramadhan. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja)” (QS. Adz-Dzariyat: 56).
Maka janganlah menjadi orang yang hanya beribadah di bulan Ramadhan. Bisyr bin Harits Al Hafi rahimahullah mengatakan, “Segolongan orang yang mereka beribadah kepada Allah serta bersungguh-sungguh dalam beramal di bulan Ramadhan. Namun ketika Ramadhan berlalu, mereka pun meninggalkan ibadah. Sungguh mereka ini adalah seburuk-buruk orang. Mereka hanya mengenal Allah di bulan Ramadhan saja” (Miftahul Afkar, 2/283).
Selepas Ramadhan, jangan tinggalkan shalat 5 waktu. Karena shalat 5 waktu adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Bahkan shalat 5 waktu adalah salah satu rukun Islam. Dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
بُنِيَ الإسْلامُ علَى خَمْسٍ، شَهادَةِ أنْ لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وأنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ ورَسولُهُ، وإقامِ الصَّلاةِ، وإيتاءِ الزَّكاةِ، وحَجِّ البَيْتِ، وصَوْمِ رَمَضانَ
“Islam dibangun di atas 5 perkara: bersyahadat bahwa tiada sesembahan yang haq kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat (yang 5 waktu), membayar zakat, haji ke Baitullah dan puasa Ramadhan” (HR. Bukhari no.8, Muslim no. 16).
Bahkan shalat 5 waktu adalah identitas seorang Muslim. Seorang Muslim dikenal dengan shalat yang ia kerjakan. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Pembeda bagi antara seorang (Muslim) dengan orang yang berbuat syirik dan kufur adalah meninggalkan shalat” (HR. Muslim no. 82).
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Khutbah Kedua:
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ مُبَارَكًا عَلَيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَمَّا بَعْدُ
Ma’asyiral Mukminin, rahimani wa rahimakumullah!
Selepas Ramadhan, mari bersemangat mengerjakan puasa Syawal. Karena puasa Syawal menyempurnakan ibadah puasa Ramadhan sehingga senilai dengan puasa setahun penuh. Sebagaimana disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر
“Barangsiapa puasa Ramadhan, lalu diikuti dengan puasa 6 hari di bulan Syawal, seakan-akan ia puasa dahr (sepanjang tahun)” (HR. Muslim no. 1164).
Imam An-Nawawi mengatakan: “Pahala puasa Syawal seperti puasa setahun penuh. Karena satu kebaikan senilai dengan sepuluh kebaikan. Puasa Ramadan sebulan senilai dengan sepuluh bulan, dan puasa 6 hari senilai dengan dua bulan (60 hari)” (Syarah Shahih Muslim, 8/56).
Para ulama menjelaskan, adanya amalan puasa Syawal setelah Ramadhan, hikmahnya agar kita berlatih untuk menjaga terus ibadah puasa walaupun Ramadhan telah usai. Diharapkan setiap bulannya ada puasa-puasa sunnah yang kita lakukan.
Selepas Ramadhan, jangan tinggalkan sedekah! Walaupun bulan Ramadhan telah usai, jangan tinggalkan amalan sedekah dan membantu sesama. Karena orang yang bersedekah akan diganjar berkali lipat kebaikan oleh Allah dan orang yang pelit untuk bersedekah diancam akan mendapat kebinasaan. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
ما مِن يَومٍ يُصْبِحُ العِبادُ فِيهِ، إلَّا مَلَكانِ يَنْزِلانِ، فيَقولُ أحَدُهُما: اللَّهُمَّ أعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، ويقولُ الآخَرُ: اللَّهُمَّ أعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
“Tidak ada satu hari pun bagi seorang hamba, kecuali pasti datang dua Malaikat yang salah satu dari mereka berdoa, ‘Ya Allah berilah ganti yang lebih baik bagi orang yang bersedekah.’ Malaikat yang satu lagi berdoa, ‘Ya Allah berilah kebinasaan bagi orang yang menahan hartanya’” (HR. Bukhari no.1442, Muslim no.1010).
Hadirin sekalian rahimakumullah, ringkas kata, mari kita terus konsisten beramal shalih walaupun Ramadhan telah usai. Karena Ramadhan adalah salah satu babak dalam perjalanan kehidupan kita mengumpulkan bekal untuk akhirat. Dan perjalanan ini masih panjang, jangan kita berhenti mengumpulkan bekal. Semoga Allah ta’ala memberi taufik.
Semoga Allah ta’ala memberikan kita hidayah dan taufik untuk bisa beribadah kepada Allah ta’ala selepas bulan Ramadhan, dan semoga Allah ta’ala menerima seluruh amalan ibadah kita.
إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما
اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد, اللهم بارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد.
ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين
ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم
ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب
اللهم أصلح ولاة أمورنا وارزقهم البطانة الصالحة الناصحة التي تدلهم على الخير وتعينهم عليه يا رب العالمين
اللهم انصر إخواننا المؤمنين المستضعفين في بورما، وسوريا، وفلسطين، وفي كل مكان
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
Oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom.
Artikel www.KhotbahJumat.com
Artikel asli: https://khotbahjumat.com/6022-ramadhan-usai-jangan-lalai.html